Thursday, October 19, 2017

PEMBANTUKU NIKMAT DAN MULUS


PEMBANTUKU NIKMAT DAN MULUS
Pembantuku Nikmat Dan Mulus
Hari ini seperti biasa aku masih berbaring di tempat tidur sambil memperhatikan istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti pekerjaanku yang tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian istriku pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah. Sementara aku bersiap kembali untuk tidur, kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Dian, yang memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.

Dian ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk tubuhnya Bohai. Aku tidak pernah berfikir macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Dian pun mulai tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan meminta izin sebentar, Dian pun masuk sambil membawa sapu Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not bad at all

Karena aku selalu tidur hanya dengan bercelana dalam, maka aku pikir Dian akan terganggu. Dengan masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap. Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak tadi. Dengan sedikit mengintip, Dian berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat ‘Mr. Penny’ku yang sudah membesar dan mengeras. Namun aku perhatikan dian masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak menunjukkan perasaannya.

Setelah itu dian selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamarku. Akupun bangun ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Dian masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Dian lebih dalam menguasai ‘pelajarannya’. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan dian.

Sambil aku perhatikan Dian yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dian. Akhirnya aku ingat bahwa dian memiliki masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira aku panggil dian dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Dian pun mendekat dan mengambil posisi duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk melihat ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.

Dian hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Dian. Aku perhatikan matanya berkali-kali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun. Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Untuk menutupi rasa malunya, diapun hanya mengangguk membolehkan.

Aku minta dian untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku mengerti bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku. Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada siapapun di rumah.

Perlahan diangkatnya baju kaosnya Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat. ‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup lebat. Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dian menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa dian harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya hilang. Dian mengangguk dan berjanji akan mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dian kaget tadi.

Lalu kuminta Dian kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan malu dian tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih. Aku juga mengatakan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan sangat merangsang. Aku perhatikan dian begitu bernafsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dian terangsang.

Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Dian dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Dian bangkit dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Dian sudah kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting besar coklat muda.

Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku. Sementara aku sibuk menaikkan roknya hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Dian mengalami orgasme yang pertama

Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani. Dian membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang ‘Mr. Penny’ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, hingga ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Dian menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini.

Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Dian bahkan mengerang minta ‘Mr. Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Dian, dengan mudah ‘Mr. Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berhubungan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Dian menegang dan mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Dian agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya seluruh batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.

Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Dian belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut. Hingga belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain. ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Dian, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Dian mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Dian semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama. Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena orgasme. Dian memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan akupun melupakan bahwa Dian adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya dengan erat.

Dengan muka sedikit malu, Dian tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dian mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu, kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, bahkan dalam mobil.

Dian ikut bersama kami hingga tahunan, sampai suatu saat dian dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Dian datang kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku untuk janjian. Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandul. Tapi tidak ada yang pernah tahu..

Tuesday, October 17, 2017

Pria Ini Menghamili Hantu Bahkan Sempat...

Pria Ini Menghamili Hantu Bahkan Sempat
Pria Ini Menghamili Hantu Bahkan Sempat

Pria Ini Menghamili Hantu Bahkan Sempat Mau Menikah

Apakah anda percaya ada hantu yang jatuh cinta dengan manusia? Jawabannya sebenarnya cukup sederhana yaitu “iya”. Itu karena hantu juga memiliki perasaan layaknya manusia. Tetapi karena perbedaan dimensi kadang mahluk ghaib sulit untuk menunjukannya. kisah seorang pemuda dari Karanganyar yang bernama suprapto. Pemuda yang satu ini hampir menikah dengan hantu yang bernama sri wahyuningsih. Bahkan sri wahyuningsih tersebut mengaku hamil. Ceritanya akan dijabarkan dibawah ini.

Seorang pemuda bernama suprapto pada waktu itu sedang jalan jalan ke pasar malam di dekat waduk lalung. Pada saat di pasar malam suprapto bertemu dengan sri (Hantu) dan perkenalan terjadi. Perkenalan itu bukan menjadi perkenalan biasa karena dua insan tersebut jatuh cinta dan hubungan memadu kasih berlanjut hingga pacaran.

Setahun pacaran dengan sri sudah banyak sekali hal yang mereka berdua lewati. Bahkan orang tua suprapto sering berkomunikasi dengan sri. komunikasi yang dilakukan hanya via telepon tetapi hal tersebut sangat menyakinkan orang tuanya. Bisa dibilang, hubungan kedua orang yang dimabuk cinta itu seperti layaknya dua orang yang saling mencintai. Namun, sebenarnya ada hal janggal dibalikny. Hal yang paling aneh adalah tidak ada orang lain yang bisa menghubungi sri selain suprapto. Nomer HP sri pun hanya suprapto yang bisa melihat. Layaknya orang pacaran mereka berduapun sering jalan jalan. Bahkan menurut suprapto, dirinya pernah mengajak sri  jalan ke Jogja dan juga Solo.

Suatu ketika sri  hamil, memang kedua pasangan tersebut sudah melakukan hubungan layaknya suami istri. Karena ingin tau kepastian kehamilan maka suprapto memeriksakan kandungan sri  ke bidan. Bidan pun berkata jika sri  sudah hamil dan masuk usia kandungan 3 bulan. Karena kandungan sudah cukup besar suprapto memutuskan untuk melamar sri. Diajaklah keluarganya untuk melamar sri  sangwanita pujaannya. Suprapto dan keluarga datang ke kediaman Sri. Namun suatu hal yang mengejutkan dan tak disangka terjadi. Semua orang kaget ketika alamat yang diberikan sri bukanlah sebuah rumah melainkan pohon besar yang dibawahnya ada sumur tua. Suprapto dan keluarganya yang bingung akhirnya tahu jika sri adalah mahluk halus.

Kisah nyata hantu yang dibalut dengan cinta tersebut kemudian tersebar dari mulut ke mulut. Beberapa orang yang penasaran mulai datang dan bertanya kepada bidan tempat sri memeriksa kandungan. Bidan tersebut bernama Minastri Parjo, anehnya ketika ditanya bidan tersebut tidak pernah memeriksa kandungan seorang yang bernama sri wahyuningsih. Bahkan dari data pasein yang ada tidak ada nama tersebut

Setelah cerita misteri ini merambah ke banyak telinga khalayak ramai. Ada beberapa praktisi supranatural yang menjelaskan bahwa ternyata alamat yang sri berikan memang cukup memiliki nilai magis. Alamat yang ternyata adalah sebuah pohon besar dengan sumur tua tersebut oleh warga disebut dengan nama sendang sumur bandung atau juga petilasan Nyai Dewi Sri. Dewi Sri adalah istri dari Kyai Sekar Gadung Kenongo yang hidup sekitar 900 tahun yang lalu. Pertanyaan tentang siapakah sebenarnya sosok hantu sri yang telah memadu kasih dengan Suprapto tersebut hingga kini masih menjadi misteri yang penuh dengan pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban.

Saturday, February 4, 2017

Minta Jatah Sex dari Ibu Mertuaku yang Masih Awet Muda

Minta Jatah Sex dari Ibu Mertuaku yang Masih Awet Muda
Minta Jatah Sex dari Ibu Mertuaku yang Masih Awet Muda

Minta Jatah Sex dari Ibu Mertuaku yang Masih Awet Muda


Namaku Heri, umurku sekarang ini 26 tahun. Ini adalah pengalamanku yang benar-benar nyata dengan Ibu mertuaku. Umurnya belum terlalu tua baru sekitar 45th. Dulunya baru umur 18 tahun dia sudah kimpoi. Ibu mertuaku bentuk tubuhnya biasa-biasa saja malah boleh dikatakan langsing dan singset seperti perawan.

Tak heran sebab hingga kini ia masih mengkonsumsi jamu untuk supaya selalu awet muda dan langsing. Singkat cerita ketika istriku baru melahirkan anak pertama dan aku harus puasa selama sebulan lebih. Bisa dibayangkan sendiri bagaimana pusingnya aku. Hingga suatu saat aku mengantar Ibu mertuaku pulang dari menengok cucu pertamanya itu.

Aku biasa mengantarnya dengan motorku. Namun kali itu turun hujan ditengah perjalanan. Karena sudah basah kuyup dan hari sudah menjelang tengah malam aku paksakan untuk menerobos hujan yang deras itu. Setiba dirumah aku ingin segera membersihkan badan lalu menghangatkan badan.

Di rumah itu hanya ada aku dan Ibu mertuaku karena kakak iparku tinggal ditempat lain. Sedangkan adik iparku yang biasa menemani Ibu mertuaku dirumah itu untuk sementara tinggal dirumahku untuk menjaga istriku.

“Kamu mandi aja deh sana, Her” Kata Ibu mertuaku menyuruhku mandi
“Ah.. nggak usah.. Ibu duluan deh” Kataku menolak dan menyuruhnya agar lebih dulu
“Udah.. Ibu disini aja” Kata Ibu mertuaku yang memilih tempat cuci baju dan cuci piring diluar kamar mandi. Karena disitu juga ada air keran.
“Yah.. udah deh” Kataku sambil mendahuluinya masuk ke kamar mandi.

Suasana waktu itu agak remang-remang karena lampu penerangannya hanya lampu bohlam 5 watt. Aku iseng ingin tahu bentuk tubuh Ibu mertuaku yang sebenarnya ketika ia telanjang bulat. Maka aku singkapkan sedikit pintu kamar mandi dan menontonnya melepas satu per satu bajunya yang sudah basah kuyup karena kehujanan. Dia tidak tahu aku menontonnya karena dia membelakangiku.

Aku perhatikan dia mencopot kaus T-shirt-nya ke atas melewati bahu dan lehernya. Lalu BH-nya dengan mencongkel sedikit pengaitnya lalu ia menarik tali BH-nya dan BH itupun terlepas. Adegan yang paling syur ialah ketika ia membuka celana panjang jeansnya. Sret.. celana jeans ketat itu ditariknya ke bawah sekaligus dengan CD-nya.

Jreng..! Aku lihat kedua buah pantatnya yang kencang dan montok itu menantangku. Aku yang sudah tak merasakan sex selama satu bulan lebih dan lagi dihadapkan dengan pemandangan seperti itu. Aku nekat untuk mendekatinya dan aku peluk dia dari belakang.

“Eh.. Her.. ini apa-apaan.. Her” hardik Ibu mertuaku.
“Bu.. tolongin saya dong, Bu” rayuku
“Ih.. apaan sih..?!” Katanya lagi
“Bu, udah dua bulan ini saya nggak dapet dari Dewi.. tolong dong, Bu” bujukku lagi
“Tapi aku inikan ibumu” Kata Ibu mertuaku
“Bu.. tolong, Bu.. please banget” rayuku sambil tanganku mulai beraksi.

Tanganku meremas-remas buah dadanya yang ukurannya sekitar 34b sambil jariku memelintir putting susunya. bibir dan lidahku menjilati tengkuk lehernya. Tanganku yang satu lagi memainkan klentit-nya dengan memelintir daging kecil itu dengan jariku.

Batang penisku aku tekan dilubang pantatnya tapi tidak aku masukkan. Ibu mertuaku mulai bereaksi. Tangannya yang tadi berusaha meronta dan menahanku kini sudah mengendor. Dia membiarkanku memulai dan memainkan ini semua. Nafasnya memburu dan mulai mendesah-desah.

“Dikamar aja yuk, Bu” bisikku

Aku papah Ibu mertuaku menuju kamarnya. Aku baringkan dia tempat tidur. Aku buka kedua kakinya lebar-lebar dan sepertinya Ibu mertuaku sudah siap dengan batang penisku. Tapi aku belum mau memulai semua itu.

“Tenang aja dulu, Bu. Rileks aja, Ok?” Kataku.

Aku mengarahkan mukaku ke liang vaginanya dan aku mulai dengan sedikit jilatan dengan ujung lidahku pada klentitnya.

“Ough.. sshhtt.. ough.. hmpf.. hh.. ooghh” Ibu mertuaku mendesah dan mengerang menahan kenikmatan jilatan lidahku.

Dia sepertinya belum pernah merasakan oral sex dan baru kali ini saja ia merasakannya. Terlihat reaksi seperti kaget dengan kenikmatan yang satu ini.

“Enak kan, Bu..?” Kataku
“Hmh.. kamu.. sshtt.. kamu.. koq.. gak jijik.. sih, Her?” Tanyanya ditengah-tengah desah dan deru nafasnya.
“Enggak, Bu.. enak koq.. gimana enak gak?”
“Hmh.. iyahh.. aduh.. sshhtt.. eenak.. banget.. Her.. sshhtt” jawab Ibu mertuaku sambil terus merintih dan mendesah.
“Itu baru awalnya, Bu” Kataku.

Kali ini aku kulum-kulum klentitnya dengan bibirku dan memainkan klentit itu dengan lidahku. Aku lihat sekujur tubuh Ibu mertuaku seperti tersetrum dan mengejang. Ia lebih mengangkat lagi pinggulnya ketika aku hisap dalam-dalam klentitnya.

Tak sampai disitu aku terobos liang vaginanya dengan ujung lidahku dan aku masukkan lidahku dalam-dalam ke liang vaginanya itu lalu aku mainkan liukkan lidahku didalam liang vaginanya. Seiring dengan liukanku pinggul Ibu mertuaku ikut juga bergoyang.

“Ough.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. oughh.. hmh.. ough.. shhtt.. ough.. hmh.. oufghh.. sshhtt” suara itu terus keluar dari mulut Ibu mertuaku menikmati kenikmatan oral sex yang aku berikan.

Aku sudahi oral sex ku lalu aku bangun dan berlutut dihadapan liang vaginanya. Baru aku arahkan batang penisku ke liang vaginanya tiba-tiba tangan halus Ibu mertuaku memegang batang penisku dan meremas-remasnya.

“Auw.. diapain, Bu..?” Tanyaku
“Enggak.. ini supaya bisa lebih tahan lama” Kata Ibuku sambil mengurut batang penisku.

Rasanya geli-geli nikmat bercamput sakit sedikit. Sepertinya hanya diremas-remas saja tetapi tidak ternyata ujung-ujung jarinya mengurut urat-urat yang ada dibatang penis untuk memperlancar aliran darah sehingga bisa lebih tegang dan kencang dan tahan lama.

“Guedhe.. juga.. punya kamu, Her” Kata Ibu mertuaku sambil terus mengurut batang penisku.
“Iya dong, Bu” Kataku.

Kali ini kedua tangan Ibu mertuaku beraksi mengurut batang penisku. Tangan yang satunya lagi mengurut-urut buah pelirku dan yang satu lagi seperti mengocok namun tidak terlalu ditekan dengan jari jempol dan telunjuknya. Tak lama kemudian..

“Egh.. yah.sudah.. pelan-pelan.. yah sayang” Kata Ibu mertuaku sambil menyudahi pijatan-pijatan kecilnya itu dan mewanti-wantiku supaya tidak terlalu terburu-buru menerobos liang vaginanya.

Aku angkat kedua kaki Ibu mertuaku dan aku letakkan dikedua bahuku sambil mencoba menerobos liang vaginanya dengan batang penisku yang sedari tadi sudah keras dan kencang.

“Ouh.. hgh.. ogh.. pelan-pelan, Her” Kata Ibu mertuaku ditengah-tengah deru nafasnya.

“Iya, Bu.. sayang.. egh.. aku pelan-pelan koq” Kataku sambil perlahan-lahan mendorong penisku masuk ke liang vaginanya.
“Ih.. punya kamu guedhe banget, sayang.. ini sih.. diatas rata-rata”Katanya
“Kan tadi udah diurut, Bu” Kataku.

Aku teruskan aksiku penetrasiku menerobos liang vaginanya yang kering. Aku tidak merasa istimewa dengan batang penisku yang panjangnya hanya 15cm dengan diameter sekitar 3 cm. Dengan sedikit usaha.. tiba-tiba.. SLEB-SLEB-BLESSS! Batang penisku sudah masuk semua dengan perkasanya kedalam liang vagina Ibu mertuaku.

“Ough.. egh.. iya.. sshh.. pelan-pelan aja yah, sayang” Kata Ibu mertuaku yang mewantiku supaya aku tidak terlalu terburu-buru.

Aku mulai meliukkan pinggulku sambil naik turun dan pinggul Ibu mertuaku berputar-putar seperti penyanyi dang-dut.

“Ough.. gilaa, Bu.. asyik.. banget..!” Kataku sambil merasakan nikmatnya batang penisku diputar oleh pinggulnya.

“Ough.. sshtt.. egh.. sshh.. hmh.. ffhh.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. oughh” Ibu mertuaku tidak menjawab hanya memejamkan mata sambil mulutnya terus mendesah dan merintih menikmati kenikmatan sexual. Baru sekitar 30 menit aku sudah bosan dengan posisi ini dan ingin berganti posisi. Ketika itu kami masih dalam posisi konvensional. Aku mau menawarkan variasi lain pada Ibu mertuaku..

“Eh.. Ibu yang di atas deh” Kataku.
“Kenapa, sayang.. kamu capek.. yah..?” Tanyanya.
“Gak” jawabku singkat.
“Mo keluar yah.. hi.. hi.. hi..?” Godanya sambil mencubit pantatku.
“Gak.. ih.. aku gak bakalan keluar duluan deh” Kataku sesumbar.
“Awas.. yah.. kalo keluar duluan” Goda Ibu mertuaku sambil meremas-remas buah pantatku.
“Enggak.. deh.. Ibu yang bakalan kalah sama aku”Kataku sombong sambil balas mencubit buah dadanya
“Auw.. hi.. hi.. hi” Ibu mertuaku memekik kecil sambil tertawa kecil yang membuatku semakin horny.

Dengan berguling ke samping kini Ibu mertuaku sudah berada di atas tubuhku. Sambil menyesuaikan posisi sebentar ia lalu duduk di atas pinggulku. Aku bisa melihat keindahan tubuhnya perutnya yang rata dan ramping. Tak ada seonggok lemakpun yang menumpuk diperutnya. Buah dadanya juga masih kencang dengan putting susu yang mengacung ke atas menantangku.

Aku juga duduk dan meraih puting susu itu lalu ku jilat dan ku kulum. Ibu mertuaku mendorongku dan menyuruhku tetap berbaring seolah-olah kali ini cukup ia yang pegan kendali. Ibu mertuaku kembali meliuk-liukkan pinggulnya memutar-mutar seperti Inul Daratista.

“Egh.. sshhtt.. ough.. sshhtt.. ough.. egh.. hmf” desah Ibu mertuaku.
“Gila, Bu.. enak banget..!”
“Ough.. sshhtt.. ough.. sshtt.. ough” Ibu mertuaku mendesah dan merintih sambil terus meliuk-liukkan pinggulnya memainkan batang penisku yang berada didalam liang vaginanya.

Tanganku meremas buah dadanya yang tak terlalu besar tapi pas dengan telapak tangan. Tanganku yang satunya lagi meremas buah pantatnya. Batang penisku yang kencang dan keras terasa lebih keras dan kencang lagi. Ini berkat pijatan dari Ibu mertuaku tadi itu. Bisa dibayangkan jika tidak aku sudah lama orgasme dari tadi.

“Ough.. sshtt.. emh.. enagh.. egh.. sshhtt.. ough.. iyaahh.. eeghh.. enak.. ough” liukan pinggul Ibu mertuaku yang tadinya teratur kini berubah semakin liar naik turun maju mundur tak karuan.

“Ough.. iiyyaahh.. egghh.. eghmmhhff.. sshhtt.. ough.. aku udah mo nyampe” Kata Ibu mertuaku.
“Bu.. aku juga pengen, Bu.. egh” Kataku sambil ikut menggoyang naik turun pinggulku.
“Egh.. iyah.. bagusshh.. sayangg.. ough.. sshhtt.. ough.. sshtt.. ough” Ibu mertuaku merespons gerakanku untuk membantunya orgasme.

Aku mempercepat goyanganku karena seperti ada yang mendesak dibatang penisku untuk keluar juga.

“Hmfh.. terusshh.. iyah.. ough.. oughh.. AAAUGHH.. OUGH.. OUGH.. OUGH” Ibu mertuaku telah sampai pada orgasmenya.

Pada batang penisku terasa seperti ada cairan hangat mengucur deras membasahi batang penisku. Ibu mertuaku menggelepar dan diakhiri dengan menggelinjang liar dan nafasnya yang tersengal. Ibu mertuaku telah berhenti melakukan liukan pinggulnya.

Hanya denyutan-denyutan kencang didalam liang vaginanya. Aku merasakan denyutan-denyutan itu seperti menyedot-nyedot batang penisku Dan.. CROT.. CROTT.. CROTTT..! muncrat semua air maniku diliang vagina Ibu mertuaku.

“Bu, kerasa nggak air mani saya muncratnya..?” Tanyaku
“Eh.. iya, Heri sayang.. Ibu udah lama pengen beginian” Kata Ibu mertuaku
“Iya.. sekarang kan udah, Bu” Kataku sambil mengecup keningnya
“Oh.. kamu.. hebat banget deh, Her” Kata Ibu mertuaku sambil membelai-belai rambutku.
“Itu semua kan karena Ibu” Kataku memujinya
“Ih.. bisa aja.. kamu” sahut Ibu mertuaku sambil mencubit pinggulku.

Ibu mertuaku masih di atas tubuhku ketika HP-ku berbunyi ternyata dari istriku yang menyuruhku supaya menginap saja dirumah Ibu mertuaku. Setelah telepon di tutup aku memekik kegirangan. Setelah itu kami melakukan pemanasan lagi dan melakukannya sepanjang malam hingga menjelang subuh kami sama-sama kelelahan dan tidur. Entah sudah berapa kali kami bersenggama dalam berbagai posisi.

Pagi harinya kami masih melakukannya lagi dikamar mandi untuk yang terakhir lalu setelah itu aku sarapan dan pulang.


Terjebak Rayuan Mucikari

Thursday, January 26, 2017

Terjebak Rayuan Mucikari

Terjebak Rayuan Mucikari
Terjebak Rayuan Mucikari

Terjebak Rayuan Mucikari


Kisah nyataku ini sekitar setahun yg lalu saat aku ditugaskan oleh kantor untuk membantu kantor cabang tempatku berkerja di kota Solo bersama temanku. Aku dan temanku (Brams) kemudian berencana membeli tiket pesawat untuk keberangkatan Kamis pagi.

Usai mengemasi barang-barangku aku langsung tidur. keesokan harinya pukul 7 pagi aku dan bram di antar ke bandara, setelah mengurus tiket aku masuk pesawat dan bertolak menuju solo 2 jam. Setiba di bandara Solo aku sudah di jemput orang suruan kantorku dan di antar ke kantor untuk melihat-lihat, aku sudah di sediakan mes tdk jauh dari kantor itu. Satu kamar untuk berdua aku dan temanku Bram.

Setelah melihat-lihat kantor itu dan berkenalan dengan teman-teman aku di beritahu ruangan kerjaku dan Bram. Setelah selesai semua itu aku di antar pak Moel menuju mes tempatku menginap selama satu minggu kedepan. Pagi ini aku belum di suruh untuk berkerja dan fasilitas yg aku dapatkan cukup mebuat aku dan Bram betah. Pasalnya di sini disediakan sepeda motor untuk main-main, rencananya malam nanti mau berkeliling kota solo yg indah ini.

Akupun tidur siang sedangkan Bram entah kemana katanya mau keluar main cari perlengkapan gitu, aku tak begitu memperdulikanya. Lumayan lama juga tidur siangku dan tak terasa waktu sudah menunjukan pukul lima sore saat nya aku mandi dan makan sore. Dan ternyata si Bram sudah berada di ruang TV menyuruhku untuk makan

Aku pun tidur siang tapi si Bram entah kemana katanya sih tadi mau main membeli perlengkapan gitu, aku tak begitu mempedulikannya. Ternyata cukup lama juga tidurku dan tak terasa dah pukul 5 sore saatnya aku mandi dan makan sore. Ternyata Bram sudah diruang Tv menyuruhku untuk makan.

“Makan dulu Sob tuh dimeja” disuruhnya aku makan denganya
“Ok Bram Makasih ya”

Lalu aku dan Bram makan bersama sambil bercerita yg ternyata siang tadi Bram main ke ke kawasan lokalisasi, memang Bram ini orangnya suka banget jajan wanita soalnya Bram di Jakarta terkenal Play Boy pemain wanita.

Bahkan Bram sering boking abg-abg bispak yg fotonya ditunjukin ke aku, cantik sich, tapi gimana lagi Meqinya udah milik umum, dan aku paling nggak suka yg namanya jajan seperti Bram itu. Mendingan main sama pacarku lebih puas dan sehat, rencananya malam ini nanti dia akan chek in dia pun menggajakku untuk menemaninya. Aku yg setuju saja karena aku sudah terbiasa dengan bram waktu di Jakarta. Jam 10 malam aku berangkat menuju tempat di mana Bram janjian dengan cewek bokingan tersebut, tempatnya sangat ramai banyak cewek-cewek nakal pada berkeliaran.

Melihat ramainya situasi aku pun berhenti di salah satu kedai jamu dan kopi untuk sekedar duduk-dukuk saja dan temanku Bram menelpon cewek itu, tak lama kemudian cewek itu datang dan ikut gabung bersama kita. Cewek itu cantik berbadan tinggi dan berdada montok itulah sedikit gambaran cewek yg di boking Bram dia buka harga 300 ribu menurut Bram sih hargnya sepadan dengan cantik wajahnya, kami pun bincang-bincang Desy namnya dia berkenalan denganku, malah dia ngajakin untuk threesome tapi aku menolaknya aku nggak suka main/ jajan sama cewek sembarangan.

Dengan tiba-tiba ada seorang wanita STW datang ke tempat itu, dia ikut gabung bersama kami dan mengetahui Desy ada disitu dia kemudian malah berbincang-bincang.

Wanita STW itu duduk disebelahku dan mulai aktif mengajaku ngobrol namanya Lina, bodi nya agak chubby dan aroma nya yg harum menggugah seleraku.

“Edan Loe Des dah dapet 2 brondong aja” sahut wanita STW itu
“Nggak kok Mi Dessy cuma bisa nangkep 1 aja”
“Buruan sana di puasain, hihihihi, emang yg mana yg berhasil kamu jerat”

“Mau ngamar sama Desy ya … ???” Tante Lina mengajakku ngobrol
“Enggak sih Tan, aku cuma nganterin temen kok”
“kamu bukan orang sini ya..? gaya ngomongmu cakep dech”
“Iya Tan aku dari jakarta”
“Owhh jauh-jauh datang kesini, pasti di sana pereknya cantik-cantik yah ???
“Emm aku nggak begitu tau ya tante, soalnya aku baru pertama kalinya main-main di tempat beginian”

Tiba-tiba si Bram dan cewek bokingan itu pergi, mungkin karena sudah tak tahan menahan hasratnya dan Bram pun berpesan agar nanti aku nggak usah menjemputnya karena dia aka diantar Dessy kembali ke mes. Tinggalah aku sendiri diwarung itu dengan Tante Lina.

Aku dan tante Lina pun semakin akrab ngobol sana-sini dan sejatinya tante Lina adalah seorang mucikari/germo. Waaahhh bisa berabe nich urusanya, ketika aku mengetahuinya sebenrnya aku ingin cepat-cepat meninggalkan tempat itu tapi dia terus menahanku memegang tanganku erat-erat. Dia malah mentraktirku makan dan minum, sambil ngobrol lebih intens, malahan tante Lina mengajakku ngamar. Aku jadi binung sendiri mau jawab apa kalau kutolak dia pasti akan marah. Tanganya dari tadi mengelus batang penisku dari luar celanaku hingga batang penisku mengeras, tau kalau batang penisku sudah mengeras dia malah semakin liar.

“Tante kalau misal malam ini kita ngamar aku haru bayar berapa?” gara-gara elusan tangan tante batang penisku ngaceng berat.
“Buat kamu gratis, malam ini aku butuh kepuasan, kamu menggoda birahiku, bibir kamu sexy gimana mau nggak…???”
“Emmm boleh sih tapi dimana Tante … ??? Hotel ???”
“Dirumahku saja” -cerita hot-

Tak lama kemudian setelah selesai makan Tante Lina membayarnya dan aku membeli rokok dulu eeee ternyata tante membayar rokokku juga. Tampaknya ni tante sangat mengagumiku deh, setelah dengan semua itu aku mengikuti tante Lina hingga tak berselang lama kami sampai pada sebuah rumah yg besar dan elite, lalu kami memasuki rumah mewah itu dan di persilahkan aku duduk di kursi sofa yg empuk, tampaknya tante Lina sudah tak sabar dan langsung menciumi wajahku. Aku meresponya dengan tanganku ku tempelkan di baju putih miliknya dan dan sekarang tante Lina duduk mengangkang.

Saat itu tante Lina memakai CD berwarna putih dengan paha yg mulus, lama sudah kami saling berciuman kini aku mulai kebawah dan terus ku cium lehernya sehingga membuatnya kehilangan akal sehat. Kini tubuh tante Lina kukendalikan seutuhnya dari leher aku bergeser kebawah menuju Payudara montoknya kemudian tanpa perintah tante Lina membuka baju dan bh nya terlihat lah dua gundukan daging kenyal dan bulat, lalu kuremas lembut dengan penuh perasaan sembari kulumat bibirnya

“eeemmmmmhhhh nikmat sekali ooocchhh” desahnya keluar dari bibir seksinya.

Kuremas kukulum dan kupilin-pilin Payudaranya membuat dia semakin meringis menahan nikmat yg luar biasa.

“Emmmhhh oooocchhhhh Jery… ( namaku Jery ) nikmat sekali..” Payudara dan putingnya sudah mengeras.

Tangan kiri ku pun bergeriliya di sela sela paha mulusnya, kuraba lembut pahanya dan tampak gundukan hangat lembab dari balik celana dalam Putihnya.

Aku membukanya dengan muka menghadap langsung di sela sela paha lalu kutarik celana dalam pembungkus lubang Meqi tersebut. Tampak lendir yg melekat dengan kain celana dalam saat kutarik, membuatnafsuku semakin membara. Kujilati paha bagian dalamnya hingga membuat dia menggelinjang dengan perut terangkat ke atas. Kini ujung lidahku sudah menyentuh bibir Meqi yg sudah basah oleh air kenikmatan sedari tadi rasa asin aroma anyir dan kecut khas seperti aroma Meqi pacarku.

Meqinya tergolong bersih dan terawat yg kini tersaji dihadapanku dan sedang kujilati sekarang ini. Erangan demi erangan kenikmatan terus terdengar di telingaku. Kini kelentitnya mulai jadi sasaran amukan lidahku, cukup lama aku mainkan Meqinya. Meqi tante Lina mulai berkedut dan tampak semakin banjir penuh lendir, dan tiba-tiba terdengar erangan panjang

“Ooooooccchhhhhhh Jeerrr aku mau keluaarrrr ooooocchhhhh seeerrr..serrr…seerrrr” mayoniase hangat mengalir dari dalam lubang Meqinya. Tante Lina hanya berbaring lemah merasakan sisa-sisa kenikmatan yg kuberikan dari dalam Meqi masih saja mengalir. Kesempatan ini tak akan kulewatkan begitu saja, segera kusapu bersih dengan lidahku

“Jery lihay sekali memanjakan wanita oooocchhhh”
“Aaaah biasa aja Tante, btw suami Tante kemana”
“Suamiku kerja di sumatra, makanya aku kesepian, kini giliranmu ya tante bikin ngecrott”

Celanaku pun di pelorotkan dan dia jongkok dengan wajah mengahdap tepat di penisku begitu celana dalamku di tarik kebawah dia terkejut karena di todong batang penisku

“Hmmm besar juga batang penismu Jer” dia kagum melihat batang penisku, lalu dipegang dikocok dan dikulum lembut batang penisku sehingga aku merasakan nikmat yg luar biasa.

Hampir 5 menit dia memainkan batang penisku dan sudah tak tahan maka dia tidur terlentang dan mengangkang dan yag paling aku suka rok nya tak ikut di lepas yg menambah sensasi nafsuku, dengan tenang aku menghampirinya dan tanganya memegang mengarahkan batang penisku ke lubang Meqinya. Hanya dengan tekanan pinggulku masuk semua batang penisku di iringi suara erangan panjang tante Lina.

Batang penisku tertanam amblas ke dalam lubang Meqi basah tante Lina, sambil kuentot kuremas-remas Payudaranya dengan badanya yg chubby membuat tiap sodokan mengeluarkan suara cplakk..cplakkk…cplakkk rasanya batang penisku seperti diurut ketika masuk kedalam lubang Meqinya.

“Ooooccchhh nikmat Jery terus oooocchhhh agak kencang” celotehnya dan sambil kupercepat kocokkanku.

Ku kocok terus lubang Meqinya kulihat batang penisku berlumuran mayonise nya Meqi tante Lina, dia hanya terdiam dengan mata terpejam merasakan sensasi batang penisku hingga akhirnya penisku disembur cairan hangat serrr….serrr…seeerrr, hal itu maka semakin membuatku bergairah, kupercepat lagi gerakanku sampai dia mengejang, cukup lama aku bermain dengan posisi ini kucabut batang penisku dari lubang Meqinya hingga kudapati lubang Meqinya menganga hasil cetakan batang penisku.

Kembali kujilat-jilat Meqinya sebelum masuk ke ronde kedua kumainkan Meqinya dengan lidahku dia hanya bisa pasrah menerima kenikmatan ini sambil tanganya meremas-remas sendiri Payudaranya. Kini dalam posisi nungging kumasukan lagi batang penisku

“Aaaaacchhhhh Jer pelan,, ooooooocchhhhh” Zlleeebbbb amblas sudah batang penisku dalam lubang Meqinya, dalam posisi ini aku sangat menyukainya kedua tanganku memegangi Payudaranya dan dengan watah menghadapku kucumbu bibir tante Lina.

Dia mengejang dan tampaknya ia akan orgasme untuk yg kedua kali kubiarkan dia menyemburkan cairan kenikmatannya dulu serta penisku masih tertancap dilubang Meqinya, setelah dia menggerakan pinggulnya kembali kugoyang lagi pinggulku. Maju mundur kutancapkan batang penisku dengan perlahan sampai akhirnya aku tak sanggup memebendung air kenikmatanku yg semakin berontak.

Kucabut batang penisku dan kukocok dengan tanganku lalu Tante Lina bangkit dan jongkok didepan batang penisku sehingga wajahnya mengahadap penisku. Langsung diraihnya batang penisku dikulum dan creett..creett..creettt aku menembakan air kenikmatanku dimulutnya dan kembali Creettt…creettt…creetttt tembakkan air kenikmatanku membuat mulutnya penuh. Kemudian ditelannya air kenikmatanku dia bangga kepadaku

“Makasih Jery kamu sudah memuaskan Tante, kamu tinggal disini berapa lama?”
“sama sama Tan, aku juga menikmati permainan ini denganmu (kukecup keningnya) 1 minggu aku disini Tante”.
“Bolehkan besok kita ginian lagi” -cerita hot-
“Boleh Tante Lina sayang”

Kini aku memiliki pemuas nafsu dan tak lain mucikari di sini, setelah permainan tadi aku segera kemabali lagi ke lokalisasi bersama tante Lina kita melanjutkan ngobrol dan sampai jam 1 pagi aku pulang ke mes dan ternyata si Bram belum pulang juga. Aku tidur dan akhirnya terbangun di pagi hari dan Bram sudah berada di ruang tamu, kubangunkan dia dan kini hari pertamaku kerja di kantor cabang Solo.

Kini aku memiliki pemuas nafsu dan tak lain mucikari di sini, setelah permainan tadi aku kembali ke lokalisasi bersama Tante Lina kita lanjut ngobrol – ngobrol dan sampai pukul 1 pagi aku pulang ke Mes dan ternyata si Bram belum pulang juga aaah biarin lah, aku tidur dan akhirnya terbangun dipagi hari dan Bram sudah ada diruang tamu kubangunkan dia dan kini kerja pertamaku di Kantor cabang Solo.

Tuesday, January 24, 2017

Nikmatnya di Rumah Sakit

Nikmatnya di Rumah Sakit
Nikmatnya di Rumah Sakit

Nikmatnya di Rumah Sakit


Peristiwa ini terjadi awal April yang lalu pada waktu penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang mewabah. Nah, waktu itu aku juga terkena penyakit DBD tersebut.

Pagi itu, setelah bangun tidur, aku merasa pusing sekali, suhu tubuh tinggi dan pegal-pegal di sekujur tubuh. Padahal kemarin siangnya, aku masih bisa mengemudikan mobilku seperti biasa, tanpa ada gangguan apa-apa. Keesokan sorenya, karena kondisi tubuhku semakin memburuk, akhirnya aku pergi ke Unit Gawat Darurat (UGD) sebuah rumah sakit terkenal di Jakarta. Ketika aku periksa darah di laboratorium klinik di rumah sakit tersebut, ternyata hasilnya trombosit-ku turun jauh menjadi hampir separuh trombosit yang normal. Akhirnya karena aku tidak mau menanggung resiko, sore itu juga aku terpaksa harus rawat inap alias diopname di rumah sakit tersebut.

Aku memperoleh kamar di kelas satu. Itu pun satu-satunya kamar yang masih tersedia di rumah sakit tersebut. Kamar-kamar lainnya sudah penuh terisi pasien, yang sebagian besar di antaranya juga menderita DBD sepertiku. Di kamar itu, ada dua tempat tidur, satu milikku dan satunya lagi untuk seorang pasien lagi, tentu saja cowok juga dong. Kalau cewek sih bakal jadi huru-hara tuh! Dari hasil ngobrol-ngobrol aku dengannya, ketahuan bahwa dia sakit gejala tifus.

Akhirnya, aku menghabiskan malam itu berbaring di rumah sakit. Perasaanku bosan sekali. Padahal aku baru beberapa jam saja di situ. Tapi untung saja, teman sekamarku senang sekali mengobrol. Jadi tidak terasa, tahu-tahu jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Di samping mata sudah mengantuk, juga kami berdua ditegur oleh seorang suster dan dinasehati supaya istirahat. Aku dan teman baruku itu tidur.

Saking nyenyaknya aku tidur, aku terkejut pada saat dibangunkan oleh seorang suster. Gila! Suster yang satu ini cantik sekali, sekalipun tubuhnya sedikit gempal tapi kencang. Aku tidak percaya kalau yang di depanku itu suster. Aku langsung mengucek-ngucek mataku. Ih, benar! aku tak bermimpi! aku sempat membaca name tag di dadanya yang sayangnya tidak begitu membusung, namanya Vika (bukan nama sebenarnya).

“Mas, sudah pagi. Sudah waktunya bangun”, kata Suster Vika.
“Ngg..” dengan sedikit rasa segan akhirnya aku bangun juga sekalipun mata masih terasa berat.
“Sekarang sudah tiba saatnya mandi, Mas”, kata Suster Vika lagi.
“Oh ya. Suster, saya pinjam handuknya deh. Saya mau mandi di kamar mandi.”
“Lho, kan Mas sementara belum boleh bangun dulu dari tempat tidur sama dokter.”
“Jadi?”
“Jadi Mas saya yang mandiin.”
Dimandiin? Wah, asyik juga kayaknya sih. Terakhir aku dimandikan waktu aku masih kecil oleh mamaku.

Setelah menutup tirai putih yang mengelilingi tempat tidurku, Suster Vika menyiapkan dua buah baskom plastik berisi air hangat. Kemudian ada lagi gelas plastik berisi air hangat pula untuk gosok gigi dan sebuah mangkok plastik kecil sebagai tempat pembuangannya. Pertama-tama kali, suster yang cantik itu memintaku gosok gigi terlebih dahulu. “Oke, sekarang Mas buka kaosnya dan berbaring deh”, kata Suster Vika lagi sambil membantuku melepaskan kaos yang kupakai tanpa mengganggu selang infus yang dihubungkan ke pergelangan tanganku. Lalu aku berbaring di tempat tidur. Suster Vika menggelar selembar handuk di atas pahaku.

Dengan semacam sarung tangan yang terbuat dari bahan handuk, Suster Vika mulai menyabuni tubuhku dengan sabun yang kubawa dari rumah. Ah, terasa suatu perasaan aneh menjalari tubuhku saat tangannya yang lembut tengah menyabuni dadaku. Ketika tangan Suster Vika mulai turun ke perutku, aku merasakan gerakan di selangkanganku. Astaga! Ternyata batang kemaluanku menegang! Aku sudah takut saja kalau-kalau Suster Vika melihat hal ini. Uh, untung saja, tampaknya dia tidak mengetahuinya. Rupanya aku mulai terangsang karena sapuan tangan Suster Vika yang masih menyabuni perutku. Kemudian aku dimintanya berbalik badan, lalu Suster Vika mulai menyabuni punggungku, membuat kemaluanku semakin mengeras. Akhirnya, siksaan (atau kenikmatan) itu pun usai sudah. Suster Vika mengeringkan tubuhku dengan handuk setelah sebelumnya membersihkan sabun yang menyelimuti tubuhku itu dengan air hangat.

“Nah, sekarang coba Mas buka celananya. Saya mau mandiin kaki Mas.”
“Tapi, Suster..” aku mencoba membantahnya.
“Celaka”, pikirku.
Kalau sampai celanaku dibuka terus Suster Vika melihat tegangnya batang kemaluanku, mau ditaruh di mana wajahku ini.
“Nggak apa-apa kok, Mas. Jangan malu-malu. Saya sudah biasa mandiin pasien. Nggak laki-laki, nggak perempuan, semuanya.”

Akhirnya dengan ditutupi hanya selembar handuk di selangkanganku, aku melepaskan celana pendek dan celana dalamku. Ini membuat batang kemaluanku tampak semakin menonjol di balik handuk tersebut. Kacau, aku melihat perubahan di wajah Suster Vika melihat tonjolan itu. Wajahku jadi memerah dibuatnya. Suster Vika kelihatannya sejenak tertegun menyaksikan ketegangan batang kemaluanku yang semakin lama semakin parah. Aku menjadi bertambah salah tingkah, sampai Suster Vika kembali akan menyabuni tubuhku bagian bawah.

Suster Vika menelusupkan tangannya yang memakai sarung tangan berlumuran sabun ke balik handuk yang menutupi selangkanganku. Mula-mula ia menyabuni bagian bawah perutku dan sekeliling kemaluanku. Tiba-tiba tangannya dengan tidak sengaja menyenggol batang kemaluanku yang langsung saja bertambah berdiri mengeras. Sekonyong-konyong tangan Suster Vika memegang kemaluanku cukup kencang. Kulihat senyum penuh arti di wajahnya.

Aku mulai menggerinjal-gerinjal saat Suster Vika mulai menggesek-gesekkan tangannya yang halus naik turun di sekujur batang kejantananku. Makin lama makin cepat. Sementara mataku membelalak seperti kerasukan setan. Batang kemaluanku yang memang berukuran cukup panjang dan cukup besar diameternya masih dipermainkan Suster Vika dengan tangannya.

Akibat nafsu yang mulai menggerayangiku, tanganku menggapai-gapai ke arah dada Suster Vika. Seperti mengetahui apa maksudku, Suster Vika mendekatkan dadanya ke tanganku. Ouh, terasa nikmatnya tanganku meremas-remas payudara Suster Vika yang lembut dan kenyal itu. Memang, payudaranya berukuran kecil, kutaksir hanya 32. Tapi memang yang namanya payudara wanita, bagaimanapun kecilnya, tetap membangkitkan nafsu birahi siapa saja yang menjamahnya. Sementara itu Suster Vika dengan tubuh yang sedikit bergetar karena remasan-remasan tanganku pada payudaranya, masih asyik mengocok-ngocok kemaluanku. Sampai akhirnya aku merasakan sudah hampir mencapai klimaks. Air maniku, kurasakan sudah hampir tersembur keluar dari dalam kemaluanku. Tapi dengan sengaja, Suster Vika menghentikan permainannya. Aku menarik nafas, sedikit jengkel akibat klimaksku yang menjadi tertunda. Namun Suster Vika malah tersenyum manis. Ini sedikit menghilangkan kedongkolanku itu.

Tahu-tahu, ditariknya handuk yang menutupi selangkanganku, membuat batang kemaluanku yang sudah tinggi menjulang itu terpampang dengan bebasnya tanpa ditutupi oleh selembar benang pun. Tak lama kemudian, batang kemaluanku mulai dilahap oleh Suster Vika. Mulutnya yang mungil itu seperti karet mampu mengulum hampir seluruh batang kemaluanku, membuatku seakan-akan terlempar ke langit ketujuh merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Dengan ganasnya, mulut Suster Vika menyedoti kemaluanku, seakan-akan ingin menelan habis seluruh isi kemaluanku tersebut. Tubuhku terguncang-guncang dibuatnya. Dan suster nan rupawan itu masih menyedot dan menghisap alat vitalku tersebut.

Belum puas di situ, Suster Vika mulai menaik-turunkan kepalanya, membuat kemaluanku hampir keluar setengahnya dari dalam mulutnya, tetapi kemudian masuk lagi. Begitu terus berulang-ulang dan bertambah cepat. Gesekan-gesekan yang terjadi antara permukaan kemaluanku dengan dinding mulut Suster Vika membuatku hampir mencapai klimaks untuk kedua kalinya. Apalagi ditambah dengan permainan mulut Suster Vika yang semakin bertambah ganasnya. Beberapa kali aku mendesah-desah. Namun sekali lagi, Suster Vika berhenti lagi sambil tersenyum. Aku hanya keheranan, menduga-duga, apa yang akan dilakukannya.

Aku terkejut ketika melihat Suster Vika sepertinya akan berjalan menjauhi tempat tidurku. Tetapi seperti sedang menggoda, ia menoleh ke arahku. Ia menarik ujung rok perawatnya ke atas lalu melepaskan celana dalam krem yang dipakainya. Melihat kedua gumpalan pantatnya yang tidak begitu besar namun membulat mulut dan kencang, membuatku menelan air liur. Kemudian ia membalikkan tubuhnya menghadapku. Di bawah perutnya yang kencang, tanpa lipatan-lipatan lemak sedikitpun, walaupun tubuhnya agak gempal, kulihat liang kemaluannya yang masih sempit dikelilingi bulu-bulu halus yang cukup lebat dan tampak menyegarkan.

Tidak kusangka-sangka, tiba-tiba Suster Vika naik ke atas tempat tidur dan berjongkok mengangkangi selangkanganku. Lalu tangannya kembali memegang batang kemaluanku dan membimbingnya ke arah liang kemaluannya. Setelah merasa pas, ia menurunkan pantatnya, sehingga batang kemaluanku amblas sampai pangkal ke dalam liang kemaluannya. Mula-mula sedikit tersendat-sendat karena begitu sempitnya liang kenikmatan Suster Vika. Tapi seiring dengan cairan bening yang semakin banyak membasahi dinding lubang kemaluan tersebut, batang kemaluanku menjadi mudah masuk semua ke dalamnya.

Tanganku mulai membuka kancing baju Suster Vika. Setelah kutanggalkan bra yang dikenakannya, menyembullah keluar payudaranya yang kecil tapi membulat itu dengan puting susunya yang cukup tinggi dan mengeras. Dengan senangnya, aku meremas-remas payudaranya yang kenyal. Puting susunya pun tak ketinggalan kujamah. Suster Vika menggerinjal-gerinjal sebentar-sebentar ketika ibu jari dan jari telunjukku memuntir-muntir serta mencubit-cubit puting susunya yang begitu menggiurkan.

Dibarengi dengan gerakan memutar, Suster Vika menaik-turunkan pantatnya yang ramping itu di atas selangkanganku. Batang kemaluanku masuk keluar dengan nikmatnya di dalam lubang kemaluannya yang berdenyut-denyut dan bertambah basah itu. Batang kemaluanku dijepit oleh dinding kemaluan Suster Vika yang terus membiarkan batang kemaluanku dengan tempo yang semakin cepat menghujam ke dalamnya. Bertambah cepat bertambah nikmatnya gesekan-gesekan yang terjadi. Akhirnya untuk ketiga kalinya aku sudah menuju klimaks sebentar lagi. Aku sedikit khawatir kalau-kalau klimaksku itu tertunda lagi.

Akan tetapi kali ini, kelihatannya Suster Vika tidak mau membuatku kecewa. Begitu merasakan kemaluanku mulai berdenyut-denyut kencang, secepat kilat ia melepaskan batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluannya dan pindah ke dalam mulutnya. Klimaksku bertambah cepat datangnya karena kuluman-kuluman mulut sang suster cantik yang begitu buasnya. Dan.. “Crot.. crot.. crot..” beberapa kali air maniku muncrat di dalam mulut Suster Vika dan sebagian melelehi buah zakarku. Seperti orang kehausan, Suster Vika menelan hampir semua cairan kenikmatanku, lalu menjilati sisanya yang belepotan di sekitar kemaluanku sampai bersih.

Tiba-tiba tirai tersibak. Aku dan Suster Vika menoleh kaget. Suster Mimi yang tadi memandikan teman sekamarku masuk ke dalam. Ia sejenak melongo melihat apa yang kami lakukan berdua. Namun sebentar kemudian tampaknya ia menjadi maklum atas apa yang terjadi dan malah menghampiri tempat tidurku. Dengan raut wajah memohon, ia memandangi Suster Vika. Suster Vika paham apa niat Suster Mimi. Ia langsung meloncat turun dari atas tempat tidur dan menutup tirai kembali.

Suster Mimi yang berwajah manis, meskipun tidak secantik Suster Vika, sekarang gantian menjilati seluruh permukaan batang kemaluanku. Kemudian, batang kemaluanku yang sudah mulai tegang kembali disergap mulutnya. Untuk kedua kalinya, batang kemaluanku yang kelihatan menantang setiap wanita yang melihatnya, menjadi korban lumatan. Kali ini mulut Suster Mimi yang tak kalah ganasnya dengan Suster Vika, mulai menyedot-nyedot kemaluanku. Sementara jari telunjuknya disodokkan satu ruas ke dalam lubang anusku. Sedikit sakit memang, tapi aduhai nikmatnya.

Merasa puas dengan lahapannya pada kemaluanku. Suster Mimi kembali berdiri. Tangannya membukai satu-persatu kancing baju perawat yang dikenakannya, sehingga ia tinggal memakai bra dan celana dalamnya. Aku tidak menyangka, Suster Mimi yang bertubuh ramping itu memiliki payudara yang jauh lebih besar daripada milik Suster Vika, sekitar 36 ukurannya. Payudara yang sedemikian montoknya itu seakan-akan mau melompat keluar dari dalam bra-nya yang bermodel konvensional itu. Sekalipun bukan termasuk payudara terbesar yang pernah kulihat, tapi payudara Suster Mimi itu menurutku termasuk payudara yang paling indah. Menyadari aku yang terus melotot memandangi payudaranya, Suster Mimi membuka tali pengikat bra-nya. Benar, payudaranya yang besar menjuntai montok di dadanya yang putih dan mulus. Rasa-rasanya ingin aku menikmati payudara itu.

Tetapi tampaknya keinginan itu tidak terkabul. Setelah melepas celana dalamnya, seperti yang telah dilakukan oleh Suster Vika, Suster Mimi, dengan telanjang bulat naik ke atas tempat tidurku lalu mengarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya yang sedikit lebih lebar dari Suster Vika namun memiliki bulu-bulu yang tidak begitu lebat. Akhirnya untuk kedua kalinya batang kemaluanku tenggelam ke dalam kemaluan wanita. Memang, batang kemaluanku lebih leluasa memasuki liang kemaluan Suster Mimi daripada kemaluan Suster Vika tadi. Seperti Suster Vika, Suster Mimi juga mulai menaik-turunkan pantatnya dan membuat kemaluanku sempat mencelat keluar dari dalam liang kemaluannya namun langsung dimasukkannya lagi.

Tak tahan menganggur, mulut Suster Vika mulai merambah payudara rekan kerjanya. Lidahnya yang menjulur-julur bagai lidah ular menjilati kedua puting susu Suster Mimi yang walaupun tinggi mengeras tapi tidak setinggi puting susunya sendiri. Aku melihat, Suster Mimi memejamkan matanya, menikmati senggama yang serasa membawanya terbang ke awang-awang. Ia sedang meresapi kenikmatan yang datang dari dua arah. Dari bawah, dari kemaluannya yang terus-menerus masih dihujam batang kemaluanku, dan dari bagian atas, dari payudaranya yang juga masih asyik dilumat mulut temannya.

Tiba-tiba tirai tersibak lagi. Namun ketiga makhluk hidup yang sedang terbawa nafsu birahi yang amat membulak-bulak tidak mengindahkannya. Ternyata yang masuk adalah teman sekamarku dengan keadaan bugil. Karena ia merasa terangsang juga, ia sepertinya melupakan gejala tifus yang dideritanya. Setelah menutup tirai, ia menghampiri Suster Vika dari belakang. Suster Vika sedikit terhenyak ke depan sewaktu kemaluannya yang dari tadi terbuka lebar ditusuk batang kejantanan teman sekamarku dari belakang, dan ia melepaskan mulutnya dari payudara Suster Mimi. Kemudian dengan entengnya, sambil terus menyetubuhi Suster Vika, teman sekamarku itu mengangkat tubuh suster bahenol itu ke luar tirai dan pergi ke tempat tidurnya sendiri. Sejak saat itu aku tidak mengetahui lagi apa yang terjadi antara dia dengan Suster Vika. Yang kudengar hanyalah desahan-desahan dan suara nafas yang terengah-engah dari dua insan berlainan jenis dari balik tirai, di sampingku sendiri masih tenggelam dalam kenikmatan permainan seks-ku dengan Suster Mimi.

Batang kemaluanku masih menjelajahi dengan bebasnya di dalam lubang kemaluan Suster Mimi yang semakin cepat memutar-mutar dan menggerak-gerakan pantatnya ke atas dan ke bawah. Tak lama kemudian, kami berdua mengejang.
“Suster.. Saya mau keluar..” kataku terengah-engah.
“Ah.. Keluarin di dalam.. saja.. Mas..” jawab Suster Mimi.
Akhirnya dengan gerinjalan keras, air maniku berpadu dengan cairan kenikmatan Suster Mimi di dalam lubang kemaluannya. Saking lelahnya, Suster Mimi jatuh terduduk di atas selangkanganku dengan batang kemaluanku masih menancap di dalam lubang kemaluannya. Kami sama-sama tertawa puas.

Sementara dari balik tirai masih terdengar suara kenikmatan sepasang makhluk yang tengah asyik-asyiknya memadu kasih tanpa mempedulikan sekelilingnya.

Tepat seminggu kemudian, aku sudah dinyatakan sembuh dari DBD yang kuderita dan diperbolehkan pulang. Ini membuatku menyesal, merasa akan kehilangan dua orang suster yang telah memberikan kenikmatan tiada tandingannya kepadaku beberapa kali.

Hari ini aku sedang sendirian di rumah dan sedang asyik membaca majalah Gatra yang baru aku beli di tukang majalah dekat rumah.
“Ting tong..” Bel pintu rumahku dipencet orang.
Aku membuka pintu. Astaga! Ternyata yang ada di balik pintu adalah dua orang gadis rupawan yang selama ini aku idam-idamkan, Suster Vika dan Suster Mimi. Kedua makhluk cantik ini sama-sama mengenakan kaos oblong, membuat lekuk-lekuk tubuh mereka berdua yang memang indah menjadi bertambah molek lagi dengan payudara mereka yang meskipun beda ukurannya, namun sama-sama membulat dan kencang. Sementara Suster Vika dengan celana jeansnya yang ketat, membuat pantatnya yang montok semakin menggairahkan, di samping Suster Mimi yang mengenakan rok mini beberapa sentimeter di atas lutut sehingga memamerkan pahanya yang putih dan mulus tanpa noda. Kedua-duanya menjadi pemandangan sedap yang tentu saja menjadi pelepas kerinduanku. Tanpa mau membuang waktu, kuajak mereka berdua ke kamar tidurku. Dan seperti sudah kuduga, tanpa basa basi mereka mau dan mengikutiku. Dan tentu saja, para pembaca semua pasti sudah tahu, apa yang akan terjadi kemudian dengan kami bertiga.

TAMAT

Kubiarkan Dani Menikmati Tubuhku

Sunday, January 22, 2017

Kubiarkan Dani Menikmati Tubuhku

Kubiarkan Dani Menikmati Tubuhku
Kubiarkan Dani Menikmati Tubuhku
Kubiarkan Dani Menikmati Tubuhku

Cerita ini cerita nyata. Aq sangat menyesal melakukan berbuatan hina ini.. hanya karena nafsu semata aq harus menghianati suamiku. Sebut saja namaku Fira (30 thn) seorang ibu rumah tangga dengan 1 anak yg bekerja di sebuah RS swasta di kota Semarang sebagai seorang perawat. Kisah perselingkuhanku ini terjadi beberapa bulan yg lalu dengan teman seprofesiku yg bernama Dani.

Sebelumnya aq dengan Dani (26 thn) sudah kenal baik sejak dua tahun yg lalu saat dia di terima bekerja di rumah sakit yg sama denganku. Aq dan Dani mulanya hanya kenal-kenal biasa saja, karena aq bekerja pada shift yg berbeda.

Namun setelah hampir setahun lamanya aq dipindahkan ke shit yg sama dan satu unit kerja dengan Dani. Sejak itulah aq mulai dekat denganya, bahkan saat berangkat kerja maupun pulang kerja kami selalu bersama, aq tdk khawatir karena suamiku juga tau dan mengijinkan aq berangkat dan pulang berama Dani.

Dengan kedekatan inilah yg akhirnya menimbulkan benih-benih cinta antara aq dan Dani. Dan di sinilah awal kesalahanku, entah kenapa saat itu aku tdk mampu menolak pernyataan cinta Dani kepadaku padahal aq sudah berkeluarga. Mungkin saat itu aq berpikir kami hanya menjalani hubungan cinta biasa sehingga aq tak terlalu bepikir negatif tentang Dani.

Hubunganku dengan Dani berlanjut dan makin lama makin dekat, awalnya untuk menunjukkan rasa cinta kami hanya sekedar berpelukan dan ciuman saja, tapi lama kelamaan Dani mulai berbuat nakal padaku terutama bila masuk shift malam, mungkin krena keadaan ruang kerja yg sepi sehingga Dani berani berbuat nakal padaku.

Aq masih ingat dengan kejadian itu yg bermula saat kami akan memulai kerja shift malam, seperti biasa aku ganti baju kerja dulu di ruang perawat, kami datang terlambat tentunya ruang itu sepi karena perawat yg lain sudah di unitnya masing-masing. Aq mengira Dani masih berada du luar ruangan, sehingga aq santai saja melepas baju tanpa menutup pintu kamar ganti. Saat badanku hanya tetutup celana dalam dan bh saja dengan tiba-tiba Dani masuk ke kamar ganti dan langsung memelukku dari belakang, aku sempat terkejut namun aq hanya diam saja saat aq tau yg memelukku adalah Dani.

Tak hanya memeluk dia pun mulai meraba dan meremas toketku dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya merayapi daerah selangkanganku. Jari-jarinya yg nakal langsung memainkan lubang memekku.

“Ohh.. Fira sayang malam ini kamu sungguh cantik sekali, tubuhmu sangat indah… ohh.. Fira… aq sangat mencintaimu”. kata-kata rayuannya langsung membiusku sehingga aq tdk sadar kalau Dani sudah melepas celananya dan melepas celana dalamku.

Aq hanya bisa menuruti saja saat Dani menyuruhku bersandar di sebuah meja dengan posisi nungging, setelah itu aq merasakan ujung penis Dani sudah menempelkan di bibir memekku, aku berusaha memegang penis itu agar tdk di masukkan di lubang memekku, tapi terlambat… dengan posisi nungging dan direntangkan kedua kakiku tentunya bibir memekku jadi terbuka lebar… sehingga dengan sekali tusuk Dani berhasil memasukkan batang penisnya ke lubang memekku.

Blezzzz…. slhepp…

“Ouugghhh… Fira…. lubangmu sungguh nikmatttt.. empuk dan panas…” Dani langsung mendesah dan meujiku saat berahsil memasukkan batang penisnya ke lubang memekku.

Sekali lagi aq terbuai oleh oujiannya.. sehingga aq yg mulanya mau menolak malahan merasa senang saat Dani mulai menggenjot keluar masuk lubang memekku dan akupun mulai mendesah keenakan…

“Aaghh.. oohhh.. oohhh..” makin lama Dani makin mempercepat genjotanya selain itu tanganya yg nakal terus memiankan toketku yg montok dan akupun sudah tak bisa menahan lagi… lalu… Crett.. crett.. crett

“Arrrgghhhh.. ohhh..ohhhhh.. Dani sayangggg… penismu nikmat sekali… aq dah keluar sayang…” lalu Dani menghentikan genjotanya untuk memberiku kesempatan beristirahat.

Sambil memulihkan tenaga, Dani menyuruhku duduk di kursi sambil mneyepong batang penisnya yg masih tegak mengeras, aq menurutinya. Aq dengan semangat mengulum dan menjilati batang penisnya yg ukuranya lebih besar dari milik Mas Adit (34 thn) suamiku.

Setelah melihat tenagaku pulih Dani kembali menusukkan batang penisnya ke lubang memekku dengan posisi berdiri dan saling berhadapan.

Slheppp… Blhessss.. dengan mudahnya batang penis Dani masuk di lubang memekku yg sudah becek dan licin oleh lendir kenikmatanku. kressek.. kressek.. rambut kemaluanku yg lebat dan hitam menjadi mainan jari nakalnya Dani.

“Aaghh.. ohhh.. oohhhh ” sungguh nikmat sekali

Namun baru beberapa genjotan, tiba-tiba alarm ruang kerja berdering sebagai tanda mulai kerja di ruan pasien. Dani tampak kecewa karena hasratnya belum terpenuhi karena kami harus segera menyudahi persetubuhan.

Kami berdua langsung membersihkan badan kami di kamar mandi dan segera berpakaian. Saat keluar dari ruang ganti wajah Dani tampak murung, aq segera menyapanya…

“Sudahlah sayang jangan murung gitu.. aq tau kamu masih ingin dilanjutkan, tapi hal itu nggak mungkin karena bisa ketauan pengawas… aq janji deh lain kali bakal bikin kamu puas…”

Pernyataanku ini akhirnya membuat Dani kembali tersenyum…

“Makasih ya sayang, kamu bener-bener pengertian, ok deh lain kali kita lanjutin lagi.”

3 hari setelah kejadian di ruang ganti itu Dani menagih janjiku, saat itu kami masuk siang. Saat itu sekitar jam 11 siang Dani sudah datang kerumahku, padahal kami masuk kerjanya jam satu siang, kondisi rumahku sepi. Suamiku sdh berangkat kerja, sementara anakku belum pulang sekolah. Aq sebelumnya tdk mengetahui kalau Dani telah merencanakan hal itu. Sesaat setelah masuk rumah Dani langsung menemuiku yg baru selesai mencuci baju.

“Ehh Dani.. tumben jam segini sudah datang, ada apa..?”
“Nggak ada apa-apa Fira sayang, cuma mau nagih janjimu…”

Aq saat itu masih bingung, sehingga aq tak memperdulikannya yg berdiri di hadapanku, sambil melangkah menuju dapur akupun menanyakanya,

“Eman aq punya janji apa sama kamu..?” Dani cuma senyum sambil mendekatiku kemudian memelukku.

Dani langsung menyelipkan tanganya ke dalam rok dan jari-jari nakalnya langsung mengelus-elus kemaluanku yg masih mengenakan celana dalam. Sambil berkata…

“Fira sayang.. kamu kan belum bikin aq puas malam itu..” akhirnya aq ingat juga.

“Dani, tunggu sebentar.. ada apa algi fir..?” tanya Dani sambil menghentikan elussanya di kemaluanku.

“Aq belum mandi.. pasti kamu nggak mau ngentot kemaluanku yg masih bau…” Dani kembali tersenyum sambil menjawab,

“Kalau gitu kita mandi bersama aja Fira sayang biar lebih hot…”

Akhirnya kami berdua segera melepas pakaian masing-masing, dalam kondisi telanjang kami berdua melangkah menuju kamar mandi. Di kamar mandi kami berdua saling mengguyur badan kami dan saling menyabuni. Dengan sabun kami saling mengusap kemaluan kami sehingga akhirnya kami sama-sama terangsang. Segera saja kami guyur badan kami hingga bersih dari sabun.

Setelah itu Dani menyuruhku menungging sambil tanganku berpegangan pada pinggiran bak mandi. Dari belakang Dani langsung menusukkan batang penisnya ke lubang memekku dan langsung menghujam,

“Blesss.. slepp.. slepp.. oghhh..ohhh..” Sodokan penis Dani benar-benar nikmat, Dani sangat lihay memainkan gairahku dengan meremas-remas buah dadaku bergoyang-goyang tak beraturan karena hentakan pantat Dani yg kuat, beberapa menit kemudian… Crett.. crett.. cretttt.. aq mencapai orgasme, badanku langsung lemah.

Setelah melepas lelah sebentar Dani kemudian mengajakku melanjutkan pertempuran di kamar, dan aq menuruti. Di atas ranjang segera ku rebahkan badanku, aku hanya bisa pasrah saja apapun yg akan dilakukan oleh Dani. Dani langsung menindihku dengan posisi 69 dan langsung mengarahkan batang penisnya ke mulutku. Aq tau apa yg di inginkan Dani, langsung aja ku hisap dan kujilati penisnya, sementara itu, di kemaluanku Dani juga melakukan hal yg sama. Lidah nakalnya terus memainkan itilku sambil sesekali dihisap-hisap, rasanya nikmat luar biasa.

Setelah puas dengan itu Dani langsung menusukkan batang penisnya ke lubang memekku. Masih dalam posisi terlentang aku menikmati permainan Dani yg perkasa itu. Penisnya yg panjang dan besar tampak jelas menggenjot keluar masuk lubang kemaluanku. Dengan kondisi birahi yg melambung tinggi semacam itu aq lupa bahwa sebenarnya aq sudah berkeluarga. Yg di dalam pikiranku hanyalah bagaimana caranya terus menikmati gairah itu.

“Slhepp.. slhepp.. ohhhh…. ohhhhh… aaghhhhh… ouuuhhhh” nikmatnya benar benar luar biasa.

Bermacam-macam gaya sex di praktekan oleh Dani, ini adalah pengalaman baru buatku karena saat bersetubuh dengan suami aq hanya terlentang saja dan pasrah sampai suami puas.

Bersama Dani sangat berbeda, karena aq dilibatkan untuk aktif dalam persetubuhan itu, bahkan Dani juga mengajariku bermain di atas, entah berapa kali aku mengejang karena orgasme. Stamina Dani memang luar biasa.. mungkin seperti kuda.

Didalam kamarku itu aq dan Dani sama-sama mendapatkan kenikmatan dan kepuasan yg luar biasa hingga kami berdua kelelahan. Setelah staminaku kembali pulih kami kembali mandi bersama dan langsung berpakaian seragam. Untung kami menuntaskan tepat waktu, karena setelah kami dalam kokndisi rapi anakku pulang dari sekolah yg di antar suamiku sekalian istirahat siang. Kamipun bertingkah biasa saja seolah tdk terjadi apa-apa, sehingga suamiku tdk curiga.

Setelah makan siang kami pun bernagkat kerja dengan berboncengan motor Sepanjang perjalanan kupeluk erat Dani sambil ketempelkan kemaluanku ke pantatnya. Walaupun tertutup pakaian kami aku tetap merasakan getaran yg berbeda.

Sejak saat itulah aq sering bersetubuh dengan Dani, baik dirumah, tempat kost Dani maupun di tempat kerja. kami melakukanya dengan sangat hati-hati dan rapi, sehingga suamiku tdk tau walaupun aq bersetubuh 4-5 kali dalam seminggu bersama Dani. Dan hubungan itu terus berlanjut sampai saat ini.

Kakak Adik Hobi Ngentot